Selasa, 26 Mei 2015
Senin, 18 Mei 2015
PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (WEB BASED LEARNING )
PEMBELAJARAN
BERBASIS WEB (WEB BASED LAERANING)
1.
Konsep Pembelajaran Berbasis WEB
Pembelajaran
berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media
situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet.
Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan "web based
learning" merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran
elektronik (e-learning).
Himpunan
Masyarakat Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan (The American
Society for training and Development/ ASTD) (2009), mengemukakan
definisi e-learning sebagai berikut :
"E-learning
is a broad set of applications and processes which include web-based-learning,
computer-based-learning, virtual and digital classrooms. Much of this delivered
via the internet, intranets, audio and videotape, satellite broadcast, interactive
TV, and CD-ROM. The definition of e-learning varies depending on the
organization and how it is used but basically it is involves electronic means
communication, education, and training".
Definisi
tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan
pembelajaran berbasis web (web-based learning), pembelajaran berbasis
komputer (computer based learning), kelas virtual (virtual classrooms),
dan atau kelas digital (digital classrooms). Materi-materi dalam
kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media
internet, intranet, tape video atau audio, penyiaran melalui satelit, televisi
interaktif serta CD-Rom. Definisi ini juga menyatakan bahwa definisi dari e-learning itu
bisa bervariasi tergantug dari penyelanggara kegiatan e-learning tersebut
dan bagaimana cara penggunaannya, termasuk juga apa tujuan penggunaannya.
Definisi ini
juga menyiratkan simpulan yang menyatakan bahwa e-leraning pada
dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi pendidikan dan pelatihan
secara elektronik.
E-leraning tidak sama dengan pemebelajaran
konvensional. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut :
- Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi
yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti
chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti
forum, mailing list atau buku tamu.
- Independency (Kemandirian); flesibilitas dalam aspek
penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan
pembelajaran lebih terpusat kepada siswa (student-centered learning).
- Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar jadi
lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan
akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar pada
pembelajaran konvensional.
- Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran,
presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan,
memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informan seperti video
streaming, simulasi dan animasi.
Keempat karakteristik
di atas merupakan hal yang membedakan e-learning dari kegiatan
pembelajaran secara konvensional. Dalam e-learning, daya
tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung
pada instruktur/ guru, karena siswa mengkonstruk sendiri ilmu pengetahuannya
melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interfaces situs
web. Dalam e-learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar
dimana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini
dikarenakan sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapapun
yang terkoneksi didalamnya. Terakhir, dalam e-learning pengajar/lembaga
pendidikan berfungsi sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.
E-learning adalah segala aktivitas belajar yang
menggunakan bantuan teknologi elektronik. E-learningjuga dapat
diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan pendidikan jarak jauh. Web-based
learning, merupakan salah satu bentuk e-learning yang
materi maupun cara penyampaiannya (delivery method) melalui internet (web).
Berikut adalah beberapa definisi pembelajaran berbasis web:
- Any
learning experience or enviroment that relies upon the internet/ world
wide web as the primary delivery mode of communication and presentation (http://www.usd.edu).
Menyatakan bahwa setiap pengalaman atau lingkungan belajar yang bertumpu
kepada internet/ worl wide web sebagai saran penyampaian
komunikasi dan presentasi.
- E-learning
specifically over the internet as opposed to other networks(http://www.onlinedegreezone.com).
Bahwa e-learning melalui internet dibandingkan jaringan
lainnya.
Berdasarkan
definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web
adalah sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk
berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajarna.
Web dapat
menciptakan sebuah lingkungan belajar maya (Virtual Learning Environment).
Lingkungan belajar yang disediakan oleh web dilengkapi dengan beberapa
fasilitas yang dapat kita kombinasikan penggunaannya untuk mendukung proses
pembelajaran, antara lain forum diskusi, chat, penilaianonline, dan
sistem administrasi. Lingkungan belajar maya yang disediakan oleh web berfungsi
sebagaimana lingkungan belajar konvensional yang dapat menyampaikan informasi
kepada pembelajar.
Salah satu
nilai penting dari penggunaan web sebagai media web dilengkapi demgam hyperlink yang
memungkinkan untuk mengakses informasi secara acak (non linear) yang
berdampak pada kecepatan kita untuk memperoleh informasi yang ada di dalam web.
\
2.
Kelebihan Pembelajaran Berbasis WEB
- Memungkinkan
setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari apapun.
- Pebelajar
dapat belajar sesuai dengan karaktristik dan langkahnya dirinya sendiri
karen apembelajaran berbasis web membuat pembela-jaran menjadi bersifat
individual.
- Kemampuan
untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses
informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan
belajar.
- Sangat
potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang tidak memiliki cukup
waktu untuk belajar.
- Dapat
mendorong pebelajar lebih aktif dan mandiri di dalam belajar.
- Menyediakan
sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi
pemeblajaran.
- Menyediakan
mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka
butuhkan.
- Isi
materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis WEB
- Keberhasilan
pembelajaran berbasis web tergantung paa kemandirian dan motivasi
pembelajar.
- Akses
untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi
masalah bagi pembelajar.
- Pembelajar
dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak dapat mengakses
informasi, dikarenakan tidak terdapat peralatan yang memadai dan bandwidth yang
cukup.
- Dibutuhkannya
panduan bagi pembelajar untuk mencari informasi yang elevan, karena
informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam.
- Dengan
menggunakan pembelajaran berbasis web, pembelajar terkadang merasa
terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas
komunikasi.
3.
Pemanfaatan
Internet
Kehadiran TI membawa
konsekuensi yang luas di dunia pendidikan. Dari cara pendaftaran siswa baru,
pengambilan keputusan, operasional keseharian pengelolaan informasi dan
aktifitas pendidikan sekolah, metode guru dalam mengajar sampai dengan cara
belajar siswa, semua mengalami perubahan yang cukup berarti. Kehadiran jaringan
dan internet juga membantu dalam mengintegrasikan komunikasi antara
sekolah-sekolah dengan struktur birokrasi yang bertanggung jawab atas
pendidikan. Tetapi perkembangan TI di Indonesia tidak disertai dengan
pembangunan infra struktur dan biaya operasional jaringan yang memadai. Yaitu :
(1) tidak meratanya koneksi jaringan internet, (2) mahalnya biaya sewa
langganan internet dan (3) mahalnya sewa hosting. Ketiga masalah itu masih
terlalu sulit untuk ditangani bagi sekolah-sekolah pinggiran kota maupun
sekolah dengan anggaran terbatas. Sementara di dunia internet telah banyak
bahan ajar yang semestinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan ajar, para
guru juga telah dilatih cara membuat bahan ajar dan pemerintah maupun media
dengan gencar mempromosikan hadirnya teknologi Jaringan.
Proses pembelajaran sebagai
suatu sistem dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu di antaranya adalah
guru yang merupakan pelaksana utama pendidikan di lapangan. Kualitas akademik
maupun non akademik dari guru juga ikut mempengaruhi kualitas pembelajaran.
Faktor lainnya yang tak kalah penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan
pembelajaran adalah sumber belajar.
Dalam rangka mengupayakan
peningkatan kualitas pembelajaran perlu dilandasi dengan pandangan sistematik
terhadap kegiatan pembelajaran, yang juga harus didukung dengan upaya
pendayagunaan sumber belajar di antaranya internet. Ini di satu pihak,
sedangkan di pihak lain kenyataan menunjukkan bahwa sumber belajar dan sarana
pembelajaran yang telah dibakukan, diadakan dan didistribusikan oleh pemerintah
belum didayagunakan secara optimal oleh guru, pelatih dan instruktur.
Untuk mewujudkan kualitas
pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap
kemampuan guru dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun
demikian, berdasarkan isu yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran di
sekolah belum berjalan secara efektif, bahkan banyak guru yang mengajar tanpa
memanfaatkan sumber belajar. Mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga
pembelajaran berkesan monoton.
Di era globalisasi,
negara-negara diberbagai belahan dunia sudah tidak ada lagi batas dalam
memperoleh informasi. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan jarak yang
jauh sekalipun orang saling bertukar informasi dan berkomunikasi. Kemajuan
teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan tetapi
dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi
informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang
memanfaatkan satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai
sumber informasi ini sangat memungkinkan seseorang untuk mencari dan
menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk penemuan penelitian
keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan
demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan sebagai sumber
belajar.
Pengertian internet itu sendiri
adalah jaringan (Network) komputer terbesar di dunia. Jaringan berarti kelompok
komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat berbagi pakai informasi dan
sumber. Dalam internet terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi
dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh
dunia dapat berkomunikasi.
Internet adalah forum global
pertama dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat
berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet merupakan perpustakaan
global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Secara umum dapat dikatakan
bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling
hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.
Dalam kawasan teknologi
instruksional, sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen teknologi
instruksional, yang disebut dengan istilah “Komponen Sistem Instruksional”.
Teknologi instruksional adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar-mengajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi instruksional, pemecahan masalah itu
berupa komponen sistem instruksional yang telah disusun terlebih dahulu dalam
proses desain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan disatukan ke dalam sistem
instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan
berarah tujuan, yang komponennya meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar. yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi,
data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk
bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet, majalah, dan lain-lain)
maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette,
dan lain-lain). Sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan
lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan
belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari
keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar yang sengaja
direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar karena dimanfaatkan
(by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk
keperluan belajar.
Berdasarkan konsep-konsep
tersebut sumber belajar pada dasarnya merupakan komponen sistem instruksional
yang meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan).
Dalam makalah ini titik berat sumber belajar yang dikaji adalah internet.
Sedang orang, bahan, peralatan dan teknik merupakan sumber belajar pendukung.
ü Software
Bahan Ajar
Teknologi selalu mencakup
hardware dan software. Hardware akan berguna apabila tersedia software di
dalamnya, demikian pula sebaliknya software baru akan dapat bermanfaat apabila
ada hardware yang menjalankannya. Software dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,
yaitu software operating sistem (OS), software aplikasi, dan software data atau
konten. OS adalah software yang berfungsi sebagai sistem operasi, seperti DOS,
Windows, Linux, dan Unix. Aplikasi adalah software yang digunakan untuk
membangun atau menjalankan proses sesuai dengan perintah-perintah pemrograman,
misalnya office, LMS, CMS, dll. Sedangkan data atau bahan ajar termasuk ke
dalam kelompok software konten, misalnya bahan ajar baik berupa teks, audio,
gambar, video, animasi, dll.
Dalam pengertian yang paling
sederhana, suatu proses belajar akan terjadi apabila tersedia
sekurang-kurangnya dua unsur, yakni orang yang belajar dan sumber belajar.
Sumber belajar mencakup orang (nara sumber), alat (hardware), bahan (software),
lingkungan (latar, setting), dll. Bahan ajar adalah salah satu jenis dari
sumber belajar. Bahan belajar merupakan elemen penting dalam elearning. Tidak
ada elearning tanpa ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka kemampuan
seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sangat
penting.
ü Jenis
Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk
konten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk
belajar. Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua
jenis, yakni bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar dan bahan yang
tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak
dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping
koran, film, sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak
dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Bahan belajar yang dirancang
adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar. Ditinjau
dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu bahan presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.
Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar
cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web. Sekurang-kurangnya ada
empat ciri bahan ajar yang sengaja dirancang, yakni adanya tujuan yang jelas,
ada sajian materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar.
ü Bahan
ajar berbasis web
Sebagaimana sebutannya, bahan
ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan
dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar
berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama
yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni: (1) menyajikan
multimedia, (2) menyimpan,mengolah, dan menyajikan infromasi, dan (3) hyperlink.
Karena sifatnya yang on line,
maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan
karakteristik web itu sendiri. Salah satu karakteristik yang paling menonjol
adalah adanya fasilitas hyperlink. Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek
nge-link ke subjek lain tanpa ada batasan fisik dan geografis, selama subjek
yang bersangkutan tersedia pada web. Dengan adanya fasilitas hyperlink maka
sumber belajar menjadi sangat kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari
subjek yang dapat dijadikan link.
ü Unsur-unsur
bahan ajar
Bahan ajar setidak tidaknya
harus memiliki enam unsur, yaitu mencakup tujuan, sasaran, uraian materi,
sistematika sajian, petunjuk belajar, dan evaluasi. Sebuah bahan ajar harus
mempunyai tujuan. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup
kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu
dirumuskan secara spesifik, untuk siapa bahan relajar itu ditujukan. Sasaran
bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, Namur juga harus mencakup
kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat
memahami bahan ajar ini.
ü Langkah-langkah
pengembangan
Secara makro, pengembangan
bahan ajar mencakup langkah-langkah analisis kebutuhan, perancangan,
pengembangan, implementasi dan evaluasi. Secara mikro, langkah-langkah
pengembangan bahan ajar berbasis web dimulai dari penentuan sasaran, pemilihan
topik, pembuatan peta materi, perumusan tujuan, penyusunan alat evaluasi,
pengumpulan referensi, penyusunan bahan, editing, upload, dan testing.
Penentuan sasaran
Langkah pertama yang harus
dilakukan dalam menyusun sebuah bahan ajar adalah menentukan secara jelas siapa
sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional, sasaran telah sangat
terstruktur, misalnya siswa kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan tersebut
telah mengandung indikasi yang jelas tentang siapa mereka, kemampuan apa yang
harus mereka kuasai, serta di mana kedudukan bahan belajar yang akan disajikan
dalam keseluruhan kurikulum sekolah. Demikian pula pada penyusunan bahan
belajar berbasis web sasaran harus dicantumkan secara spesifik.
Pemilihan topik
Setelah sasaran ditentukan,
langkah selanjutnya adalah memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan sasaran
tersebut. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain;
materi sulit, penting diketahui, bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu
yang belum banyak diketahui, atau bahasan dari sudut pandang lain, dll.
Pembuatan peta materi
Peta materi sangat membantu
dalam merumuskan keluasan dan kedalaman materi yang akan dibahas. Membuat peta
materi dapat diibaratkan menggambar sebuah batang pohon yang bercabang dan
beranting, semakin banyak cabang maka semakin luas bahasan materi. Sedangkan
apabila kita menghendaki bahasan yang fokus dan spesifik, maka kembangkanlah
bagian ranting-ranting.
Perumusan tujuan
Gambar peta materi akan sangat bermanfaat
untuk menentukan tujuan. Setiap ranting dapat
dirumuskan menjadi sebuah
indikator tujuan yang spesifik. Sedangkan cabang menjadi besaran tujuan
tersebut. Tujuan besar (cabang) dapat dicapai dengan memenuhi semua tujuan yang
spesifik (ranting).
Penyusunan alat evaluasi
Setelah merumuskan tujuan,
langsung diikuti dengan perumusan alat evaluasi. Alat evaluasi dimaksudkan
untuk mejawab dengan cara bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu tujuan itu
telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat diukur keberhasilannya.
Sebuah rumusan tujuan dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat satu
set alat evaluasi mengukur serangkai tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan
“mampu mengendari sepeda motor” maka alat evaluasi yang mungkin adalah lembar
observasi tentang kemampuan mengendarai sepeda motor.
Pengumpulan referensi
Tidak ada bahan ajar yang
berdiri sendiri tanpa sumber referensi. Referensi digunakan untuk memberi
dukungan teoretis, data, fakta, ataupun pendapat. Referensi juga dapat memperkaya
khasanah bahan belajar, sehingga pembaca yang menginginkan pendalaman materi
yang dibahas dapat mencari dari sumber yang disebutkan. Dalam web, pembaca
dapat dengan mudah diberikan link ke sumber referensi tersebut.
Penyusunan bahan
Setelah bahan-bahan pendukung
siap, maka penulisan dapat dimulai. Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan
peta materi dan tujuan yang telah disusun. Secara umum struktur penulisan
sekurang-kurangnya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan
penutupan. Pada pendahuluan kita harus sudah menyampaikan secara ringkas apa
yang akan dibahas pada bahan belajar ini. Sedangkan bagian isi menguraikan
secara gamblang seluruh materi. Agar lebih jelas, uraian bisa dilengkapi dengan
contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman, pada bagian ini dapat pula diberikan
latihan-latihan. Pada bagaian penutup sampaikan kembali secara ringkas apa yang
telah dibahas. Proses selanjutnya adalah editing, upload, dan testing.
Metode Pembelajaran Melalui
Internet
Pembelajaran berbasis internet
bagi siswa sekolah dasar sudah seharusnya mulai dikenalkan. Untuk itu para guru
hendaknya sudah tahu lebih dahulu tentang dunia internet sebelum menerapkan
pembelajaran tersebut pada siswa. Persiapan yang tak kalah pentingnya yaitu
sarana komputer. Tentu saja dalam hal ini hanya dapat diterapkan di
sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas komputer yang memadai. Walaupun
sebenarnya dapat juga diusahakan oleh sekolah yang tidak mempunyai fasilitas
komputer misalnya dengan mendatangi warnet sebagai mitra dalam pembelajaran
tersebut.
Setelah semua perangkat untuk
pembelajaran siap, guru mulai melakukan pembelajaran dengan menggunakan sumber
belajar internet. Bagi siswa sekolah dasar tentu saja akses-akses yang ringan
yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Disinilah kepiawaian
seorang guru ditampilkan dalam mendampingi, membimbing dan mengolah metode
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai.
Beberapa metode yang dapat
dilakukan oleh guru, diantaranya: diskusi, demonstrasi, problem solving,
inkuiri, dan discoveri. Guru memberikan topik tertentu pada siswa, kemudian
siswa mencari hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut dengan mencari (down
load) dari internet. Guru juga dapat memberikan tugas-tugas ringan yang
mengharuskan siswa mengakses dari internet, suatu misal dalam pembelajaran
Bahasa
Indonesia siswa dapat mencari
karya puisi atau cerpen dari internet. Siswa juga dapat belajar dari internet
tentang hal-hal yang up to date yang berkaitan dengan pengetahuan. Guru memberi
tugas pada siswa untuk mencari suatu peristiwa muthakir dari internet kemudian
mendiskusikannya di kelas, lalu siswa menyusun laporan dari hasil diskusi
tersebut.
Metode-metode tersebut dapat
dilakukan guru dengan model-model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa
semakin senang, tertarik untuk mempelajarinya sehingga proses pembelajaran
tersebut menjadi pembelajaran yang bermakna. Dengan pembelajaran berbasis
internet diharapkan siswa akan terbiasa berpikir kritis dan mendorong siswa
untuk menjadi pembelajar otodidak. Siswa juga akan terbiasa mencari berbagai
informasi dari berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran ini juga mendidik
siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok kecil maupun tim. Satu
hal lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan pembelajaran berbasis
internet pengetahuan dan wawasan siswa berkembang, mampu meningkatkan hasil
belajar siswa, dengan demikian mutu pendidikan juga akan meningkat.
Penutup
Keuntungan Media pembelajaran
berbasis web adalah dalam hal fleksibilitasnya. Sebagian media pembelajarn
berbasis web hanya dibangun untuk menampilkan kumpulan materi, sementara forum
diskusi atau tanya jawab dilakukan melalui e-mail atau milist.
Disamping itu ada juga media
pembelajaran berbasis web yang terpadu, berupa portal e-learning yang
berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta
dipadukan dengan system informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan
berbagaieducatioanal tools lainnya. Free
weblog merupakan web yang dapat dikembangkan secara instan terdiri
dari post dan page. Free weblog dengan
demikian dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran berbasis web.
Berdasarkan kajian teori, disimpulkan bahwa metode pemanfaatan freeweblog sebagai
media pembelajaran berbasis web dapat dilakukan dengan cara: 1) Membuat postsebagai
media diskusi, 2) Membuat halaman sebagai tempat menampilkan suatu mata
pelajaran/mata kuliah, 3) Membuat sub halaman sebagai tempat menampilkan suatu
pokok bahasan dalam suatu mata pelajaran/mata kuliah.
Adapun keunggulan media
pembelajaran berbasis web yang dibangun dengan free weblog adalah:
1) Sebagai media pembelajaran berbasis web, free weblog dapat
diakses oleh para siswa kapan saja dan di mana saja, 2) Free
weblog merupakan web yang dapat dibangun dengan mudah tidak memerlukan
bahasa pemrograman khusus. 3) Free weblog merupakan web yang
dapat dibangun tanpa biaya sepeserpun.
Referensi:
http://ilmukomputer.org/2009/06/10/pengembangan-media-pembelajaran-berbasis-komputer/
http://ilmukomputer.org/2008/03/29/pengembangan-model-pembelajaran-jarak-jauh/
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/01/adri-multimedia-pengajaran.pdf
MEMAHAMI BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia Pendidikan di era globalisasi saat ini dituntut untuk mempersiapkan peserta didik menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Pendidikan yang bermutu harus mencakup 2 dimensi yakni orientasi akademis dan orientasi ketrampilan hidup yang esensial. Orientasi akademis menitik beratkan pada peserta didik, sedangkan orientasi ketrampilan hidup memberi bekal kepada peserta didik untuk dapat survive di kehidupan nyata.
Teknologi Informatika yang telah menjadi mata pelajaran di TK/SD/SMP/SMA menuntut sekolah agar memfasilitasi media pembelajarannya. Dan ini harus dikelola dengan manajemen sekolah yang baik, dengan ditunjang sistem, metode, sarana dan prasarana yang baik dan memadai, Sistem pembelajaranpun harus dapat memberikan kesempatan pada peserta didik yang memiliki potensi lebih untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan potensinya. Serta metode yang digunakan harus dapat menstimulan potensi dan bakat peserta didik agar lebih maksimal. sehingga dapat mengcover kebutuhan siswa dan tantangan perkembangan teknologi.
Situasi seperti saat ini mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan berbagai macam sistem pendekatan dalam strategi pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Sistem ini dikenal dengan istilah blended learning. Melalui blended learning sistem pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku.
Dunia Pendidikan di era globalisasi saat ini dituntut untuk mempersiapkan peserta didik menampilkan keunggulan dirinya yang cerdas, kreatif serta mandiri. Pendidikan yang bermutu harus mencakup 2 dimensi yakni orientasi akademis dan orientasi ketrampilan hidup yang esensial. Orientasi akademis menitik beratkan pada peserta didik, sedangkan orientasi ketrampilan hidup memberi bekal kepada peserta didik untuk dapat survive di kehidupan nyata.
Teknologi Informatika yang telah menjadi mata pelajaran di TK/SD/SMP/SMA menuntut sekolah agar memfasilitasi media pembelajarannya. Dan ini harus dikelola dengan manajemen sekolah yang baik, dengan ditunjang sistem, metode, sarana dan prasarana yang baik dan memadai, Sistem pembelajaranpun harus dapat memberikan kesempatan pada peserta didik yang memiliki potensi lebih untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan potensinya. Serta metode yang digunakan harus dapat menstimulan potensi dan bakat peserta didik agar lebih maksimal. sehingga dapat mengcover kebutuhan siswa dan tantangan perkembangan teknologi.
Situasi seperti saat ini mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan berbagai macam sistem pendekatan dalam strategi pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Sistem ini dikenal dengan istilah blended learning. Melalui blended learning sistem pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku.
1.2 Rumusan Masalah
• Apa itu Blended learning?
• Apa saja karakterisktik Blended learning?
• Kapan diperlukannya Blended learning?
• Apa tujuan dari Blended learning?
• Apa saja yang termasuk dalam katergori Blended learning?
• Apa kekurangan dan kelebihan Blended learning?
• Bagaimana cara mengembangkan Blended learning?
• Bagaimana hubungan antara Blended learning dan e-Learning ?
• Apa itu Blended learning?
• Apa saja karakterisktik Blended learning?
• Kapan diperlukannya Blended learning?
• Apa tujuan dari Blended learning?
• Apa saja yang termasuk dalam katergori Blended learning?
• Apa kekurangan dan kelebihan Blended learning?
• Bagaimana cara mengembangkan Blended learning?
• Bagaimana hubungan antara Blended learning dan e-Learning ?
1.3 Tujuan
• Untuk memahami pengertian Blended learning
• Untuk memahami karakterisktik Blended learning
• Untuk memahami kapan diperlukannya Blended learning
• Untuk memahami tujuan dari Blended learning
• Untuk memahami katergori Blended learning
• Untuk memahami Blended learning
• Untuk memahami cara mengembangkan Blended learning
• Untuk memahami hubungan antara Blended learning dan e-Learning
• Untuk memahami pengertian Blended learning
• Untuk memahami karakterisktik Blended learning
• Untuk memahami kapan diperlukannya Blended learning
• Untuk memahami tujuan dari Blended learning
• Untuk memahami katergori Blended learning
• Untuk memahami Blended learning
• Untuk memahami cara mengembangkan Blended learning
• Untuk memahami hubungan antara Blended learning dan e-Learning
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Pengertian Blended Learning
Blended learning istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik. Sedangkan learning merupakan pembelajaran.
Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
Blended learning istilah yang berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku kata, blended dan learning. Blended merupakan campuran, kombinasi yang baik. Sedangkan learning merupakan pembelajaran.
Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa Pelaksanaan pendekatan ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan blended learning ini, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh.
Jadi blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pebelajar dan pemelajar saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning
2. Karakteristik Blended Learning
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
• Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
• Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online.
• Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
• Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
• Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang beragam.
• Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar mandiri via online.
• Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
• Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.
3. Kapan Blended Learning dibutuhkan
Blended Learning dibutuhkan pada saat metode pengajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan. Proses pengajaran blended learning ini dibutuhkan pada pemelajar membutuhkan penambahan pelajaran.
Blended learning dibutuhkan pada saat :
• Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
• Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.
• Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
• Membantu proses percepatan pengajaran.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran secara blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.
Blended Learning dibutuhkan pada saat metode pengajaran jarak jauh tidak begitu dibutuhkan. Proses pengajaran blended learning ini dibutuhkan pada pemelajar membutuhkan penambahan pelajaran.
Blended learning dibutuhkan pada saat :
• Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
• Mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan siswa.
• Siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar.
• Membantu proses percepatan pengajaran.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, khususnya perkembangan teknologi internet turut mendorong berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi internet yang selalu dapat diakses kapan saja, dimana saja, multiuser serta menawarkan segala kemudahannya telah menjadikan internet suatu media yang sangat tepat bagi perkembangan pendidikan jarak jauh selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat ini sistem pembelajaran secara blended learning masih sangat baik di terapkan di Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara tradisional juga.
4. Tujuan Blended Learning
• Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
• Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
• Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memeberikan pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pemelajar memiliki akses internet,
• Membantu pemelajar untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
• Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
• Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi pemelajar, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para siswa dalam pengalaman interaktif. Sedangkan kelas online memeberikan pemelajar Sedangkan porsi online memberikan para siswa dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama pemelajar memiliki akses internet,
5. Kategori Blended Learning
Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu :
• Peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka (perkuliahan). Banyak pengajar menggunakan istilah ‘blended learning’ untuk merujuk kepada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktifitas tatap-muka, baik dalam bentuknya yang memanfaatkan internet (web-dependent) maupun sebagai pelengkap (web-supplemented) yang tidak merubah model aktifitas.
• Hybrid learning : pembelajaran model ini mengurangi aktifitas tatap-muka (perkuliahan) tapi tidak menghilangkannya, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara online.
Blended learning memiliki dua kategori utama, yaitu :
• Peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka (perkuliahan). Banyak pengajar menggunakan istilah ‘blended learning’ untuk merujuk kepada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktifitas tatap-muka, baik dalam bentuknya yang memanfaatkan internet (web-dependent) maupun sebagai pelengkap (web-supplemented) yang tidak merubah model aktifitas.
• Hybrid learning : pembelajaran model ini mengurangi aktifitas tatap-muka (perkuliahan) tapi tidak menghilangkannya, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk belajar secara online.
6. Kelebihan dan Kekurangan Blended
Learning
Kelebihan blended learning :
• Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
• Pembelajaran lebih efektif dan efisien
• Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
Kelebihan blended learning :
• Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi.
• Pembelajaran lebih efektif dan efisien
• Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.
7. Kekurangan blended learning :
• Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
• Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
• Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung.
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online.
• Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
Lima Kunci
Merancang dan Mengembangkan Blended Learning Secara Efektif
Menurut Jared M. Carmen, seorang Preseident Aglint Learning menyebutkan lima kunci dalam mengembangkan blended learning. Adapun ke-5 kunci tersebut yaitu:
1) Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan sesuai kebutuhan. 2) Self-Paced Learning
Mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat dikirim secara online (via web maupun via mobile dovice dalam bentuk: streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).
3) Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi antar peserta belajar atau kolaborasi antara peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll.
4) Assessment
Tentu saja, dalam proses pembelajaran jangan lupakan cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik assessment). Dalam blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Disamping itu, juga pelru mempertimbangkan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.
5) Performance Support Materials
Ini bagian yang juga jangan sampai terlupakan. Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatapmuka virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online (via website resemi tertentu). Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.
Menurut Jared M. Carmen, seorang Preseident Aglint Learning menyebutkan lima kunci dalam mengembangkan blended learning. Adapun ke-5 kunci tersebut yaitu:
1) Live Event
Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung inipun perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan sesuai kebutuhan. 2) Self-Paced Learning
Mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat dikirim secara online (via web maupun via mobile dovice dalam bentuk: streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).
3) Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi antar peserta belajar atau kolaborasi antara peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll.
4) Assessment
Tentu saja, dalam proses pembelajaran jangan lupakan cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik assessment). Dalam blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Disamping itu, juga pelru mempertimbangkan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.
5) Performance Support Materials
Ini bagian yang juga jangan sampai terlupakan. Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatapmuka virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online (via website resemi tertentu). Atau, jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.
8. Blended Learning dan e-Learning.
Blended learning merupakan suatu strategi belajar yang berasal dari pertimbangan-pertimbangan dalam menyempurnakan sistem belajar e-learning. Dari studi yang ada, kendala terbesar e-learning adalah proses interaksi langsung antara pemelajar dengan pebelajar. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pemelajar dan sebaliknya pemelajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.
Hal ini menjawab mengapa program e-learning tidak selalu mendapat hasil memuaskan. Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja dan di mana saja, asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. secara sederhana dapat dikatakan seseorang butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam pembelajaran konvensional di ruang kelas.
selain itu e-learning menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Belajar secara mandiri dibutuhkan motivasi dan kesadaran tinggi dari pebelajarnya.
Berdasarkan pertimbangan permasalah tersebut, motode pembelajaran yang lebih efektif digunakan adalah blended learning, dimana siswa dapat belajar secara mandiri dan secara konvensional, keduanya menawarkan kelebihan-kelebihan yang dapat saling melengkapi.
Blended learning merupakan suatu strategi belajar yang berasal dari pertimbangan-pertimbangan dalam menyempurnakan sistem belajar e-learning. Dari studi yang ada, kendala terbesar e-learning adalah proses interaksi langsung antara pemelajar dengan pebelajar. Bagaimanapun belajar merupakan proses dua arah. Peserta memerlukan feedback dari pemelajar dan sebaliknya pemelajar juga memerlukan feedback dari pesertanya. Dengan cara ini akan didapat hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.
Hal ini menjawab mengapa program e-learning tidak selalu mendapat hasil memuaskan. Seringkali materi sudah banyak dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa belajar kapan saja dan di mana saja, asal terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun tetap saja tingkat penggunaan materi-materi e-learning tersebut tergolong rendah. secara sederhana dapat dikatakan seseorang butuh teman dan butuh feedback langsung. Sama seperti yang kita rasakan dalam pembelajaran konvensional di ruang kelas.
selain itu e-learning menciptakan kesan kesendirian sehingga seseorang tidak bisa bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu termotivasi untuk melanjutkan pembelajarannya. Bukan karena materinya tidak bagus atau sistem online dari materi yang disajikan kurang interaktif, melainkan orang merasa sedang sendiri dan dia perlu orang lain. Belajar secara mandiri dibutuhkan motivasi dan kesadaran tinggi dari pebelajarnya.
Berdasarkan pertimbangan permasalah tersebut, motode pembelajaran yang lebih efektif digunakan adalah blended learning, dimana siswa dapat belajar secara mandiri dan secara konvensional, keduanya menawarkan kelebihan-kelebihan yang dapat saling melengkapi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via online.
Bahan belajar mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk digital, seperti dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll. Sedangkan bahan belajar mandiri secara online disiapkan dalam bentuk via website resmi tertentu, seperti http://www.courses.web-bali.net yang dikembangkan oleh jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.
Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via online.
Bahan belajar mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk digital, seperti dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll. Sedangkan bahan belajar mandiri secara online disiapkan dalam bentuk via website resmi tertentu, seperti http://www.courses.web-bali.net yang dikembangkan oleh jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.
B. Saran
• Hendaknya dalam menerapkan blended learning pemelajar dapat memastikan bahwa seluruh pesertanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dalam belajar secara mandiri via online tidak banyak hambatan yang dikarenakan oleh faktor sarana dan prasana yang kurang memadai.
• Hendaknya pemelajar sudah menyiapkan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang mungkin muncul.
• Pembagian materi belajar harus dapat dialokasikan dengan baik, dengan mempertimbangkan isi bahan ajar, serta tujuan pembelajarannya, mana yang harus dibahas secara tatap muka, atau dapat dipelajari secara mandiri.
• Pemelajar juga harus menyiapkan jawab yang terorganisir untuk tatap muka dan pembelajaran mandiri diawal. Agar peserta mengetahui secara jelas jadwal tersebut.
• Hendaknya dalam menerapkan blended learning pemelajar dapat memastikan bahwa seluruh pesertanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dalam belajar secara mandiri via online tidak banyak hambatan yang dikarenakan oleh faktor sarana dan prasana yang kurang memadai.
• Hendaknya pemelajar sudah menyiapkan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang mungkin muncul.
• Pembagian materi belajar harus dapat dialokasikan dengan baik, dengan mempertimbangkan isi bahan ajar, serta tujuan pembelajarannya, mana yang harus dibahas secara tatap muka, atau dapat dipelajari secara mandiri.
• Pemelajar juga harus menyiapkan jawab yang terorganisir untuk tatap muka dan pembelajaran mandiri diawal. Agar peserta mengetahui secara jelas jadwal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Chaeruman,Uwes A. 5 Kunci Meramu Blended Learning secara Efektif.http://www.teknologipendidikan.net/?p=499 15/10/2010 pukul 00:07 WIB
Noer, Muhammad. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa Depan.http://www.muhammadnoer.com/2010/07/blended-learning-mengubah-cara-kita-belajar-di-masa-depan/ 15/10/2010 pukul 00:22 WIB
Chaeruman,Uwes A. 5 Kunci Meramu Blended Learning secara Efektif.http://www.teknologipendidikan.net/?p=499 15/10/2010 pukul 00:07 WIB
Noer, Muhammad. Blended Learning Mengubah Cara Kita Belajar Di Masa Depan.http://www.muhammadnoer.com/2010/07/blended-learning-mengubah-cara-kita-belajar-di-masa-depan/ 15/10/2010 pukul 00:22 WIB
Langganan:
Postingan (Atom)